BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang Masalah
Menopause merupakan masa berhentinya
menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia antara 48 sampai 55
tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena berkaitan dengan keadaan
fisik dan kejiwaannya. Selain perempuan mengalami stress fisik dapat juga
mengalami stress psikologi yang mempengaruhi keadaan emosi dalam menghadapi hal
normal sebagaimana yang dijalani oleh semua perempuan (Baziad, 2003).
Berat-ringannya perempuan dalam menghadapi menopause dipengaruhi oleh
kedewasaan berpikir, faktor sosial ekonomi, budaya, wawasan mengenai menopause
dan kematangan mental. Bila seorang perempuan tidak siap mental menghadapi
periode klimakterik atau fase menjelang menopause dan lingkungan psikososial
tidak memberikan dukungan positif akan berakibat tidak baik (Irawati, 2007).
Akibatnya perempuan itu akan menjadi kurang percaya diri, merasa tidak
diperhatikan, tidak dihargai, merasa stress, dan khawatir berkepanjangan
tentang perubahan fisiknya. Para perempuan usia lanjut tersebut juga rentan
terhadap penyakit degeneratif misalnya osteoporosis, penyakit jantung koroner,
kanker, darah tinggi (Kasdu, 2004).
Jika kondisi ini tidak bisa diatasi
akan berkembang menjadi stress yang berdampak buruk pada kehidupan sosial
perempuan yang akan merangsang otak sehingga dapat mengganggu keseimbangan
hormon dan akhirnya berakibat buruk pada kesehatan tubuh (Kasdu, 2004).
Perilaku perempuan premenopause dipengaruhi oleh berbagai macam faktor.
Diantaranya yaitu pendidikan, sosial ekonomi, dan pekerjaan. Perempuan yang
banyak mengalami kekhawatiran berasal dari orang-orang yang berpendidikan
tinggi dan perekonomian menengah ke atas. Sindrom menopause dialami oleh banyak
perempuan hampir di seluruh dunia, sekitar 70-80% perempuan Eropa, 60% di
Amerika, 57% di Malaysia, 18% di Cina dan 10% di Jepang dan Indonesia.
Perempuan yang bekerja pun umumnya lebih siap menghadapi masa premenopause
daripada yang tidak bekerja. Mungkin hal ini disebabkan mereka yang bekerja
terbiasa menghadapi stress. Dengan demikian masa premenopause bagi mereka sama
saja menghadapi stress yang memang sering mereka atasi dalam masalah-masalah
pekerjaan. Hasil survey menunjukkan bahwa perempuan premenopause tidak bisa
menerima premenopause dengan ciri-ciri sulit tidur, gelisah tanpa alasan,
sering tersinggung dan tak mudah mengendalikan emosi. Beberapa dampak
premenopause yang sering terjadi di masyarakat adalah kecemasan, takut, lekas
marah, ingatannya menurun, sulit konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna,
mudah tersinggung, stress bahkan depresi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja gangguan
psikologi pada masa menopause?
2. Bagaimana
cara mengatasi gangguan psikologi pada
masa menopause?
1. 3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui
gangguan-gangguan psikologi yang terjadi pada masa menopause.
2. Mengetahui cara-cara
mengatasi gangguan-gangguan psikologi pada masa menopause.
1.4 Manfaat Penulisan
1. Bagi Pembaca
Dengan adanya makalah ini pembaca
bisa mendapatkan informasi tentang gangguan-gangguan psikologi pada masa menopause.
2. Bagi Penulis
Dengan adanya makalah ini, penulis mampu
menambah wawasan terutama dalam gangguan-gangguan psikologi pada masa menopause
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
MENOPAUSE
Menopause merupakan sebuah kata yang
mempunyai banyak arti yang terdiri dari kata men dan pauseis yang berasal dari
bahasa Yunani yang pertama kali digunakan untuk menggambarkan berhentinya haid.
Ini merupakan suatu akhir proses biologis dari siklus menstruasi yang terjadi
karena penurunan produksi hormon estrogen yang dihasilkan ovarium (indung
telur). Menopause mulai pada umur yang berbeda umumnya adalah sekitar umur 50
tahun, meskipun ada sedikit wanita memulai menopause pada umur 30-an
(Prawirohardjo Sarwono, 2003).
Produksi hormon estrogen menurun
disebabkan oleh folikel indung telur (kantong indung telur) akan mengalami
tingkat kerusakan yang lebih cepat sehingga pasokan folikel akhirnya habis.
Percepatan kerusakan folikel ini terjadi pada usia 37 dan 38 tahun. Inhibin
(suatu zat yang dihasilkan volikel) yang berkurang sehingga meningkatkan kadar
FSH (Folokel Stimulating Hormon) yang dihasilkan oleh hipofisis. Kadar estrogen
perempuan akan meningkat pada masa pra menopause.
Kadar tersebut tidak berkurang
selama kurang dari satu tahun sebelum periode menstruasi berakhir. Estrogen
utama yang dihasilkan dalam tubuh wanita adalah estradiol. Namun selama pra
menopause, estrogen yang dihasilkan lebih banyak dari jenis berbeda yaitu
estrogen yang dihasilkan didalam indung telur maupun dalam lemak tubuh. Kadar
progesteron mulai menurun tajam selama pra menopause.
Meskipun tujuan reproduksi tidak
lagi menjadi hal utama di usia ini, peran hormon – hormon tersebut yang
berkaitan dengan kesehatan tetap diperlukan. Estrogen dan androgen tetap
penting, misalnya untuk mempertahankan tulang yang kuat dan sehat. Selain itu
juga bermanfaat untuk mempertahankan jaringan vagina dan saluran kencing yang
lentur. Baik estrogen maupun progesteron sama-sama penting untuk mempertahankan
lapisan kalogen yang sehat pada kulit.
Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan bahwa menopause merupakan suatu masa ketika persediaan sel telur
habis, indung telur mulai menghentikan produksi estrogen yang mengakibatkan
haid tidak muncul lagi. Hal ini dapat diartikan sebagai berhentinya kesuburan
(Aqila, 2010 ).
2.2 PERIODE
MENOPAUSE
Menurut (Prawirohardjo
Sarwono, 2003) ada tiga periode
menopause, yaitu:
Klimaterium
- Periode klimakterium merupakan masa peralihan antara masa reproduksi dan masa senium. Biasanya masa ini disebut juga dengan pra menopause, antara usia 40 tahun, ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan relatif banyak.
Menopause
- Masa menopause yaitu saat haid terakhir atau berhentinya menstruasi, dan bila sesudah menopause disebut paska menopause bila telah mengalami menopause 12 bulan sampai menuju ke senium umumnya terjadi pada usia 50-an tahun.
Senium
- Periode paska menopause, yaitu ketika individu telah mampu menyesuaikan dengan kondisinya, sehingga tidak mengalami gangguan fisik antara usia 65 tahun. Beberapa wanita juga mengalami berbagai gejala karena perubahan keseimbangan hormon. Bagian- bagian tubuh dapat mulai menua dengan jelas, tetapi kebanyakan wanita seharusnya tetap aktif secara fisik, mental, dan seksual sesudah menopause seperti sebelumnya. Menopause mulai pada umur yang berbeda pada orang-orang yang berbeda umur yang umum adalah sekitar 50 tahun, meskipun ada sedikit wanita memulai menopause pada umur 30-an, sementara wanita-wanita lain mulainya menopause tertunda sampai umur 50-an.
2.3 TAHAP-TAHAP DALAM MENOPAUSE
Menurut (Prawirohardjo
Sarwono, 2003) menopause di bagi dalam
beberapa tahapan yaitu sebagai berikut:
Pra
Menopause
- Fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterium. Gejala-gejala yang timbul pada fase pra menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur, perdarahan haid yang memanjang, jumlah darah yang banyak, serta nyeri haid.
Peri
Menopause
- Fase peralihan antara masa pra menopause dan masa menopause. Gejala-gejala yang timbul pada fase peri menopause antara lain siklus haid yang tidak teratur, dan siklus haid yang panjang.
Menopause
- Haid di alami terakhir akibat menurunnya fungsi estrogen dalam tubuh. Menurut Luciana (2005), keluhan-keluhan yang timbul pada menopause antara lain keringat malam hari, mudah marah, sulit tidur, siklus haid tidak teratur, gangguan fungsi seksual, kekeringan vagina, perubahan pada indera perasa, gelisah, rasa khawatir, sulit konsentrasi, mudah lupa, sering tidak dapat menahan kencing, nyeri otot sendi, serta depresi.
2.4 PERUBAHAN
PADA MASA MENOPAUSE
Perubahan bahan pada masa menopause
adalah perubahan-perubahan yang bersifat drastis. Perubahan pada masa menopause
itu menyangkut perubahan organ reproduksi, perubahan hormon, perubahan fisik,
maupun perubahan psikologis. Seorang yang berada pada masa menopause, harus
siap menjalani masa ini, karena masa menopause adalah masa peralihan, yang
biasanya seseorang mengalami masalah pada masa transisi ini.
Menurut Bramantyo, L
(2000), perubahan yang terjadi selama masa menopause adalah:
Perubahan Organ Reproduksi
Perubahan Organ Reproduksi
- Perubahan organ reproduksi disebabkan oleh berhentinya haid, berbagai reproduksi akan mengalami perubahan. Sel telur tidak lagi di produksi, sehingga juga akan mempengaruhi komposisi hormon dalam organ reproduksi.
Perubahan
Hormon
- Sesuatu yang berlebihan atau kurang, tentu mengakibatkan timbulnya suatu reaksi pada kondisi menopause reaksi yang nyata adalah perubahan hormon estrogen yang menjadi berkurang. Meski perubahan terjadi juga pada hormon lainnya, seperti progesteron, tetapi perubahan yang mempengaruhi langsung kondisi fisik tubuh maupun organ reproduksi, juga psikis adalah perubahan hormon estrogen. Menurunnya kadar hormon ini menyebabkan terjadi perubahan haid menjadi sedikit, jarang, dan bahkan siklus haidnya mulai terganggu. Hal ini disebabkan tidak tumbuhnya selaput lendir rahim akibat rendahnya hormon estrogen.
Perubahan
Fisik
- Akibat perubahan organ reproduksi maupun hormon tubuh pada masa menopause mempengaruhi berbagai keadaan fisik tubuh seorang wanita. Keadaan ini berupa keluhan ketidaknyamanan yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.
Perubahan
Emosi
- Selain fisik perubahan psikis juga sangat mempengaruhi kualitas hidup seorang wanita dalam menjalani masa menopause sangat tergantung pada masing-masing individu, pengaruh ini sangat tergantung pada pandangan masing-masing wanita terhadap menopause, termasuk pengetahuannya tentang masa menopause.
2.5 Gangguan
Psikologis Bagi Wanita Menopause:
a. Depresi Menstrual
Pengertian
Adalah
keadaan yang pernah timbul pada masa adolesens yang kemudian hilang dengan
sedirinya selama periode reproduktif (menjadi ibu) dan timbul lagi pada usia
klimakteris. Pada saat ini sekalipun wanita tersebut tidak haid lagi, namun
rasa depresif itu selalu saja timbul dengan interval waktu tidak tetap. Dan
selalu tiba bersamaan dengan datangnya siklus haid.
Depresi
merupakan manifestasi dari kepedihan hati dan kekecewaan bahwa wanita yang
bersangkutan menjadi kurang lengkap dan sempurna disebabkan oleh berhentinya
fungsi reproduksi dan haid.
Cara mengatasi gangguan psikologis yang
berhubungan dengan depresi menstrual yaitu:
a. Dukungan Informatif
1)
Memberikan konseling khusus berhentinya haid adalah hal yang fisiologis dan
akan dialami oleh semua wanita.
2) Memberikan
nasehat agar wanita tersebut mau dan menerima siklusnya.
3)
Memberikan nasehat agar dapat menerima keadaanya dengan lapang dada.
4) Memberikan
informasi agar selalu mengkomunikasikan setiap masalah atau perubahan yang
terjadi pada suaminya.
5)
Memberikan nasehat untuk mencari lebih banyak tentang hal yang dihadapi melalui
media cetak, elektronik dan lain – lain.
6) Memberi
nasehat untuk mencari dukungan spiritual.
7) Memberi
contoh – contoh pengalaman positif tentang wanita menopause.
8)
Menganjurkan untuk berolahraga.
9) Memberi
latihan penanganan stress.
10) Memberi
nasehat untuk konsultasi ke dr. Obgyn atau psikolog bila perlu.
b. Dukungan
Emosional
1) Mempunyai rasa
empati terhadap hal yang dialami oleh wanita menopause.
2) Melibatkan
anggota keluarga terutama suami dalam memahami kondisi istrinya.
3) Memberikan
perhatian dan kepedulian kepada wanita tersebut.
4) Menciptakan
lingkungan keluarga yang nyaman, tenang, harmonis dan saling pengertian.
c. Dukungan
Penghargaan
1) Memberi
penghormatan sehingga wanita tersebut merasa dihargai.
2) Memberi
dorongan atau support sehingga wanita tersebut bisa percaya diri.
d. Dukungan
Instrumental
1) Memberi bantuan
tenaga terhadap apa yang dibutuhkan oleh wanita menopause.
2) Memberi bantuan
materi (yang diberikan keluarga).
b. Masturbasi
Klitoris
Pengertian
Banyak
wanita yang dahulu selama masa produktif menjadi dingin-beku secara seksual,
pada masa klimakteris ini tiba-tiba saja seksualitasnya menjadi hangat mebara
lagi, dan ia menjadi sensitive sekali. Akan tetapi, ada juga wanita-wanita yang
selama periode produktifnya memiliki seksualitas yang normal, justru pada usia
klimakteris ini mereka menjadi beku dingin secara seksual.
Adakalanya pada wanita menopause timbul semacam seksual
yang luar biasa hangat membara lagi ia sensitive sekali sehingga wanita
tersebut melakukan masturbasi klitoris (onani kelentit).
Cara
mengatasi gangguan psikologis masturbasi :
1) Memberi
nasehat untuk memenuhi kebutuhan sex secara sehat.
2) Memberi
nasehat untuk konsultasi ke ahli kebidanan untuk mendapat terapi.
3) Memberi
konseling bahwa wanita menopause bisa melakukan hubungan sex.
4) Mengkomunikasikan
masalah pada suami dan diharapkan suami mau membantu memecahkan masalah, mamberi
dukungan kepada istrinya.
c. Ide
Delerius
Pengertian
Adalah
ide yang berisikan kegilaan, nafsu-nafsu petualanganjika pada usia pubertas
sudah pernah muncul predisposisi psiko somatis dan gejala psikis histeris,
nafsu-nafsu petualangan dan gangguan psikis lain, maka pada usia klimakteris
ini predisposisi dan gejala-gejala abnormal tadi akan muncul kembali. Biasanya
gejala tersebut berisikan ide delirius (kegilaan).
Cara mengatasi
gangguan psikologis tersebut yaitu dengan:
1) Memberikan
nasihat agar lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
2) Memberikan
nasihat mengembangkan pikiran-pikiran atau ide yang positif dalam kehidupannya.
d.
Aktifitas Hipomanis Semu
Pengertian
Aktifitas hipomanis semu
adalah gangguan ini ditandai dengan seolah – olah wanita ini merasakan
vitalitas hidupnya jadi bertambah. Ia merasa muda bagaikan gadis remaja dan
selalu meyakinkan diri sendiri bahwa ia berambisi atau mampu memulai
kehidupannya dari awal lagi. Wanita ini merasakan seolah-olah vitalitas
kehidupannya jadi bertambah.
Cara mengatasi gangguan psikologis tersebut
yaitu:
1)
Memberi nasehat agar aktifitas yang dilakukan dapat mengarah ke hal-hal yang
positif contohnya berolahraga, menghadiri ceramah, dll dan mengisi waktu dengan
kegiatan yang memperdalam kebudayaan atau bakat, misalnya melukis, dll.
2)
Mengisi kegiatan dengan memperdalam kebudayaan atau bakat.
e. Infantile
Infantile pada masa menopause adalah sifat
kekanak-kanakan yang timbul setelah puber kedua ini. Saat
menopause
muncul kembali ingatan masa kecil, keceriaan, harapan, permainan, lepas,
gembira, asyik, dan masih banyak suasana kegembiraan yang menyertai. Pada masa menopause
infantil ini rasa keinginan selalu ingin terpenuhi, layaknya seperti
anak-anak.
f. Insomnia
Pengertian
Insomnia adalah kesukaran
dalam memulai atau mempertahankan tidur. Sejumlah faktor dikombinasikan dalam
menopause mengganggu tidur. Tingkat hormon, masalah kesehatan, gaya hidup, dan
ketegangan situasional semua berperan dalam hal ini.
Setelah usia 40 atau 45
tahun, wanita mungkin mengalami kesulitan untuk bisa tidur atau tetap tidur:
1) Penurunan
kadar hormon.
2) Kemerahan dan
berkeringat di malam hari.
3) Depresi dan
kecemasan.
4) Masalah fisik
lain seperti kesulitan bernapas, masalah tiroid, sakit dll.
5) Penggunaan
kafein, alkohol nikotin yang berlebihan, atau penggunaan beberapa suplemen.
6) Masalah
Sosial dan keluarga seperti orang tua yang sakit, perceraian, kekhawatiran
pekerjaan, masalah keuangan dll.
7) Berbagai
obat-obatan digunakan untuk ketidaknyamanan fisik yang berbeda.
Untuk masalah ini, semakin
wanita kehilangan tidur karena gejala menopause, gejala insomnia akan lebih
jelas terjadi. Kemurungan akan menjadi lebih intens, kelelahan ekstrim menjadi
umum.
g. Gangguan konsep
diri
Gangguan
konsep diri adalah konsep diri negatif
yang akan cenderung membuat individu bersikap tidak efektif, ini akan
terlihat dari kemampuan interpersonal dan penguasaan lingkungan dalam
masyarakat.
Menurut
William D. Brooks dan Philip Emmert ada lima tanda individu yang memiliki konsep
dirinegatif, yaitu :
1) Ia
peka pada kritik. Orang ini sangat tidak tahan kritik yang diterimanya, dan
mudah marah dan naik pitam.
2) Orang
yang memiliki konsep diri negatif, responsif sekali terhadap pujian, ia tidak
dapatmenyembunyikan antusiasmenya pada waktu menerima pujian.
3) Memiliki
sikap hiperkritis terhadap orang lain. Ia selalu mengeluh, mencela atau
meremehkanapapun dan siapapun. Mereka tidak mampu mengungkapkan penghargaan
atau pengakuan padakelebihan orang lain.
4) Cenderung
merasa tidak disenangi orang lain. Ia merasa tidak diperhatikan, dan ia
bereaksi padaorang lain sebagai musuh sehingga tidak dapat melahirkan
kehangatan dan keakraban persahabatan.
5) Bersikap
pesimis terhadap kompetisi
seperti
ia enggan untuk bersaing dengan orang lain dalam
membuat prestasi. Ia menganggap tidak akan berdaya melawan persaingan yang
merugikan dirinya.Ciri khas individu yang berkonsep diri negatif adalah ketidak
akuratan pengetahuan tentang dirinya sendiri. Individu yang mempunyai pemahaman
atau pengetahuan yang kurang atau sedikitt entang dirinya, ia tidak
sungguh-sungguh mengetahui siapa dia, apa kelebihan dan kekurangannya.
Dari
uraian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep diri negatif akan cenderung
membuatindividu bersikap tidak efektif, ini akan terlihat dari kemampuan
interpersonal dan penguasaanlingkungan dalam masyarakat.
Cara
mengatasi
gangguan psikologi insomia,gangguan konsep diri dan infantile pada masa menopause
adalah :
1) Kembangkan
kebiasaan tidur dan mentaatinya, membaca bacaan ringan, nonton TV, acara
santai, musik yang menyenangkan.
2) Makanlah
jangan terlalu banyak/kemyang dan jangan kurang karena akan mengganggu tidur.
3)
Atur kenyamanan diri, pastikan ruangan jangan terlalu panas/dingin dan kamar
harus bersih juga rapi.
4) Dapatkan
udara segar, jangan tidur dengan selimut menutupi kepala akan mengurangi
oksigen dan menambah karbodioksida yang dihirup.
5) Batasi
minum/cairan setelah jam 16.00 karena akan bak waktu malam hari.
6) Jernihkan
pikiran, cobalah menyelesaikan masalah pada siang dan singkirkan semua
kecemasan sebelum tidur.
7)
Menunda jam tidur dan tidak tidur siang.
8) Mengerti
dan menerima diri sendiri tulus ikhlas merupakan fitrah dari Tuhan.
9) Aktifitas
social dan agama dapat memberikan kepuasan batin, memperkaya iman dan
memberikan rasa berserah diri kepada-Nya.
10) Ketenangan
dalam keluarga yaitu adanya pengertian dan dorongan anggota
kelurga akan membantu mengurangi gejala yang timbul, terasa ringan dan membawa
kebahagiaan.
11) Pengobatan
dengan esterogen dan kombinasi psikoterapi.
E. TANDA-TANDA
DAN GEJALA MENOPAUSE
Tanda dan gejela menopause mempunyai
ciri-ciri khusus, baik tanda dan gejala menopause karena perubahan fisik maupun
karena perubahan psikologis. Gejala-gejala menopause disebabkan oleh perubahan
kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium
menghasilkan lebih sedikit estrogen dan progesteron dan tubuh memberikan
reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita lain
mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah
normal.
Berkurangnya kadar estrogen secara
bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan
hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara
tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika
menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium (Proverawati, 2009).
Beberapa keluhan fisik yang merupakan tanda dan gejala
menopause (Aqila, 2010)
Ketidakteraturan siklus haid
Ketidakteraturan siklus haid
- Di sini siklus perdarahan yang keluar dari vagina tidak teratur. Perdarahan seperti ini terjadi terutama diawal menopause. Perdarahan akan terjadi dalam rentang waktu beberapa bulan yang kemudian akan berhenti sama sekali. Gejala ini disebut gejala peralihan.
Gejolak rasa
panas (hot flash)
- Ini gejala klasik yang sekaligus menjadikan para wanita ketika mengalami menopause mendapatkan perawatan. Pada saat memasuki menopause wanita akan mengalami rasa panas yang menyebar dari wajah menyebar keseluruh tubuh. Rasa panas ini terutama terjadi pada dada, wajah dan kepala. Rasa panas ini sering diikuti timbulnya warna kemerahan pada kulit dan berkeringat. Rasa ini sering terjadi selama 30 detik sampai dengan beberapa menit. Hal ini disebabkan karena hipotalamus dan terkait dengan pelepasan LH (Leutenizing Hormone). Diduga disebabkan adanya fluktuasi hormon estrogen. Seperti diketahui, pada masa menopause kadar hormon estrogen dalam darah menurun drastis sehingga mempengaruhi fungsi tubuh. Penurunan estrogen akan mengenai sistem alfa-adrenergik sentral yang selanjutnya berakibat pada pusat thermoregulasi dan neuron pelepas LH.
Sampai sekarang fenomena ini masih cukup menjadi
misteri. Belum ada hasil riset mendetail membahas masalah ini. Rasa panas
terkadang terjadi bahkan sebelum seorang wanita memasuki masa menopause. Gejala
ini biasanya akan menghilang dalam 5 tahun. Berkas panas yang diderita ini
biasanya berhubungan dengan cuaca panas dan lembab. Selain itu, juga
berhubungan dengan ruang sempit, kafein, alkohol, atau makanan pedas. Hal yang
menyusahkan wanita selain merasa panas dan muncul kemerahan di tubuhnya, juga
keluarnya keringat pada malam hari. Hal ini menjadikan tidur terasa tidak nyaman.
Keluhan hot flushes mereda setelah tubuh menyesuaikan
diri dengan kadar estrogen yang rendah. Meskipun demikian, sekitar 25 %
penderita masih mengeluhkan hal ini sampai lebih dari 5 tahun. Pemberian
estrogen dalam bentuk terapi efektif dalam bentuk terapi dalam meredakan
keluhan hot flushes pada 90 % kasus.
Keluar
keringat di malam hari
- Keluar keringat di malam hari disebabkan karena hot flushes. Semua wanita akan mengalami arus panas ini. Arus panas mungkin sangat ringan dan sama sekali tidak diperhatikan oleh orang lain. Mungkin hanya terasa seolah-olah suhu meningkat secara tiba-tiba sehingga menyebabkan kemerahan disertai keringat yang mengucur diseluruh tubuh anda. Arus ini tidak membahayakan dan akan cepat berlalu. Sisi buruknya adalah tidak nyaman tetapi tidak pernah disertai rasa sakit.
Kekeringan
vagina
- Gejala pada vagina muncul akibat perubahan yang terjadi pada lapisan dinding vagina. Vagina menjadi kering dan kurang elastis. Ini disebabkan karena penurunan kadar estrogen. Tidak hanya itu, juga muncul rasa gatal pada vagina. Yang lebih parah lagi adalah rasa sakit saat berhubungan seksual, dikarenakan perubahan pada vagina, maka wanita menopause biasanya rentan terhadap infeksi vagina. Intercourse yang teratur akan menjaga kelembapan alat kelamin. Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, keputihan rasa sakit pada saat kencing (Aqila, 2010).
Perubahan
kulit
- Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika mensturasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada sekitar wajah, leher dan lengan (Hurlock, 2002).
Sulit tidur
- Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam.
Perubahan
pada mulut
- Pada saat ini kemampuan mengecap pada wanita berubah menjadi kurang peka, sementara yang lain mengalami gangguan gusi dan gigi menjadi lebih mudah tanggal.
Kerapuhan
tulang
- Rendahnya kadar estrogen merupakan penyebab proses osteoporosis (kerapuhan tulang). Osteoporosis merupakan penyakit kerangka yang paling umum dan merupakan persoalan bagi yang telah berumur. Osteoporosis paling banyak menyerang wanita yang telah menopause. Kehilangan 1% tulang dalam setahun dapat akibat proses penuaan, tetapi kadang setelah menopause kita kehilangan 2% setahunnya.
Badan
menjadi gemuk
- Banyak wanita menjadi gemuk selama menopause, rasa letih yang biasanya dialami pada masa menopause, diperburuk dengan perilaku makan yang sembarangan.
Penyakit
- Ada beberapa penyakit yang seringkali dialami oleh wanita menopause, dari sudut pandang medik ada 2 perubahan paling penting yang terjadi pada waktu menopause yaitu meningkatnya kemungkinan terjadi penyakit jantung, pembuluh darah serta hilangnya mineral dan protein di dalam tulang (osteoporosis).
Linu dan
nyeri otot sendi
- Linu dan nyeri yang dialami wanita menopause berkaitan dengan pembahasan kurangnya penyerapan kalsium yang telah ditemukan sebelumnya.
Perubahan
pada indra prasa
- Wanita menopause biasanya akan mengalami penurunan kepekaan pada indra pengecapnya. Sementara wanita yang memiliki riwayat penyakit gigi dan gusi, maka kemungkinan giginya akan lebih cepat tanggal ( Aqila, 2010).
Beberapa keluhan psikologis yang merupakan tanda dan
gejala menopause (Aqila, 2010)
Ingatan menurun
Ingatan menurun
- Sebelum menopause wanita dapat mengingat dengan mudah, namun sesudah mengalami menopause terjadi kemunduran dalam mengingat.
Kecemasan
- Kecemasan yang timbul sering dihubungkan dengan adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah di khawatirkan.
Mudah
tersinggung
- Gejala ini lebih mudah terlihat dibandingkan kecemasan. Wanita lebih mudah tersinggung dan marah terhadap sesuatu yang sebelumnya dianggap tidak mengganggu ini mungkin disebabkan dengan datangnya menopause maka wanita menjadi sangat menyadari proses mana yang sedang berlangsung dalam dirinya.
Stress
- Tidak ada yang bisa lepas sama sekali dari rasa was-was dan cemas, termasuk para lansia menopause. Di tingkat psikologis, respon orang erhadap sumber stress tidak bisa di ramalkan, sebagaimana perbedaan suasana hati dan emosi.
Depresi
- Wanita yang mengalami depresi sering merasa sedih, karena kehilangan kemampuan untuk bereproduksi, sedih karena kehilangan kesempatan untuk memiliki anak, sedih karena kehilangan daya tarik. Wanita merasa tertekan karena kehilangan seluruh perannya sebagai wanita dan harus menghadapi masa tuanya.
BAB III
DISKUSI KELOMPOK
1. Nama
Penanya : Afrina (Kelompok I)
Pertanyaan:
Tolong praktikkan cara senam menopause.
Jawaban:
Semua Anggota kelompok 6 tampil memperaktikkan senam menopause.
2. Nama
Penanya : Putri Rahayu (Kelompok IV)
Pertanyaan:
Jelaskan pengertian dan tanda-tanda depresi menstruasi, hipomanis semu, infantile,
insomnia, konsep diri dan berikan
gangguan psikologisnya.
Jawaban
:
·
Depresi menstruasi adalah gangguan rasa
kekecewaan karena berkurangnya fungsi reproduksi dan masa menstruasi, tanda-tandanya
itu adalah rasa malas untuk berhubungan.
·
Hipomanis semu itu adalah merasakan
vitalitasnya menjadi bertambah,tanda-tandanya wanita pada menopause ini merasa
bahwa dia terlahir seperti gadis kembali.
·
Infantile itu adalah perubahan sikap
yang menjadi kekanak-kanakan, tanda-tandanya pingin dimanja, mudah tersinggung.
·
Insomnia itu adalah susah tidur karena
penurunan kadar hormone, tanda-tandanya sering berkeringat pada malam hari.
·
Gangguan konsep diri adalah selalu
berfikiran buruk terhadap segala hal, tanda-tandanya selalu mengkritik, mudah
marah. (Yuli Fuji dan Atina Fitri)
3. Naman
Penanya : Nike melia putri (kelompok 2)
Pertanyaan
: Adakah cara memperlambat menopause?
Jawaban:
tidak terlalu memikirkan, tidak dibawa stress, banyak melakukan aktivitas aatau
mencaari kesibukan sendiri agar lupa bahwa ibu itu akan memasuki masa menopause
(Indri Margiantari). Penyuntikan hormone estrogen, pengaruhnya akan menyebabkan
kanker payudara jika tidak sering konsul. Penyuntikan hormone estrogen
sebaiknyan dilakukan oleh dokter,(Indah Fajarwati).
4. Nama
penanya: Upik (kelompok I)
Pertanyaan:
bagaimana cara mengatasi pada ibu menopause yang tidak mau campur tidurnya
dengan suami dan apakah hal tersebut merupakan gangguan psikologis pada
menopause?
Jawaban:
dengan cara memberikan konseling, membangkitkan rasa percaya diri ibu. Ya
merupakan gangguan psikologis, yaitu mkonsep diri, (Tria Wulandari).
5. Nama
penanya: Ming Susanti (kelompok IV)
Pertanyaan:
bagaimana jika anda nanti mengalami menopause? Apa yang anda lakukan?
Jawaban:
jika saya yang menopause, saya akan menjaga pola makan, kesehatan, karna kita
sebagai bidan telah mengerti tanda-tanda dan mengatasi menopause, (Syarnah).
6. Nama
Penanya: Zuhda Yanti Syafrina
Pertanyaan:
bagaimana cara mengatasi pada menopause yang jantungnya berdebar dan sering
buang air kecil?
Jawaban:
sering buang air kecil disebabkan oleh gangguan fungsi urinaria yang tidak
normal. Itulah yang menyebabkan orang menopause sering buang air kecil pada
malam hari. Cara mengatasinya sebaiknya banyak minum pada siang hari dan
sebelum tidur buang air besar terlebih dahulu. Jika ia khawatir mengompol,
gunakan pampers dewasa. Kemudian untuk jantung berdebad-debar itu disebabkan
oleh kecemasan yang berujung kekhawatiran pada situasi dan akhirnya jantung
berdebar-debar. Cara mengatasinya, dari keluarga, terutama jaga kestabilan
kondisinya agar tidak mudah cemas,(Indah Fajarwati).
BAB IV
PENUTUP
BAB IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Gangguan psikologis bagi wanita
menopause
antara lain Depresi Menstrual,
Masturbasi Klitoris,
Ide Delerius,
Aktifitas
Hipomanis Semu,
Infantile, Insomnia dan Gangguan konsep diri
Depresi Menstrual adalah keadaan yang pernah timbul
pada masa adolesens yang kemudian hilang dengan sedirinya selama periode
reproduktif (menjadi ibu) dan timbul lagi pada usia klimakteris
Adakalanya pada wanita menopause timbul
semacam seksual yang luar biasa hangat membara lagi ia sensitive sekali
sehingga wanita tersebut melakukan masturbasi klitoris (onani kelentit)
Ide Delerius adalah ide yang berisikan kegilaan,
nafsu-nafsu petualanganjika pada usia pubertas sudah pernah muncul
predisposisi psiko somatis dan gejala psikis histeris, nafsu-nafsu petualangan
dan gangguan psikis lain, maka pada usia klimakteris ini predisposisi dan
gejala-gejala abnormal tadi akan muncul kembali.
Aktifitas
hipomanis semu adalah gangguan ini ditandai dengan seolah – olah wanita ini
merasakan vitalitas hidupnya jadi bertambah.
Infantile pada masa
menopause adalah sifat kekanak-kanakan yang timbul setelah puber kedua.
Insomnia
adalah kesukaran dalam memulai atau mempertahankan tidur. Sejumlah faktor dikombinasikan dalam menopause mengganggu
tidur.
Gangguan
konsep diri adalah konsep diri negatif
yang akan cenderung membuat individu bersikap tidak efektif, ini akan
terlihat dari kemampuan interpersonal dan penguasaan lingkungan dalam
masyarakat.
B.
KRITIK
DAN SARAN
Pepatah
pun mengatakan tak ada gading yang tak retak, maka penulis sangat mengharapkan
sekali kritik dan saran dari para pembaca, karena makalah ini masih jauh dari
kata sempurna dan penuh dengan kekurangan
DAFTAR
PUSTAKA
Baziad, Ali, 2003, Menopause dan
Andropause, Edisi 1, Jakarta.
Aqila Smart. (2010). Bahagia di
Usia Menopause. Yogyakarta : A Plus Books.
Bramantyo, L.(2000). Kiat sehat dan
bahagia diusia menopause. Jakarta : Puspaswara
Irawati, Titi. 2007. Menopause.
http://www.kesrepro.info. Diakses tanggal 22 Mei 2013.
Kasdu, D. 2004. Kiat Sehat dan
Bahagia Diusia Menopause. Jakarta: Puspa Swara.
Luciana. 2005. Menopause. Jakarta : Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran UI
Prawirohardjo, Sarwono. (2003). Menopause
dan Andropause. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Proverawati, A, Asfuah, S, 2009. Gizi untuk Kebidanan.
Nuha Medika, Yogyakarta.