Kata
Pengantar
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “MODEL –
MODEL DOKUMENTASI KEHAMILAN DAN PRINSIP DOKUMENTASI”. Makalah ini kami buat
untuk melengkapi tugas makalah kuliah ASUHAN KEBIDANAN. Selain itu makalah ini
juga bertujuan agar pembaca dapat mengetahui dan memahami secara jelas mengenai
apa saja bagian-bagian, dan bagai mana c.ra melakukan pendukumentasian asuhan
kebidanan dengan baik dan benar.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan , oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin
Jambi, 07
Juni 2013
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Dokumentasi
berasal dari bahasa Inggris yaitu document yang berarti satu atau lebih lembar
kertas resmi dengan tulisan diatasnya. Dokumentasi adalah sekumpulan catatan,
penyimpanan dan desiminasi dari catatan informasi dalam sistem terintergrasi
untuk penggunaan yang efisien dan mudah diterima. Dalam pelayanan kebidanan,
dokumentasi merupakan bagian dari kegiatan bidan setelah memberikan asukan
kebidanan.
Hal yang melatar belakangi kami
untuk membuat makalah ini yaitu karena rasa ingin tahu mengenai
pendokumentasian asuhan kehamilan. Agar kami dapat melakukan pendokumentasian
Asuhan kehamilan dengan baik dan benar.
1.2Rumusan Masalah
1. Apa dan Bagaimana Model-model
Dokumen Asuhan?
2. Apa Saja Prinsip Dokumentasi?
1.3Tujuan
Agar
pembaca mengetahui, memahami dan dapat melakukan pendukomentasian asuhan
kehamilan dengan baik dan benar. Yaitu meliputi apa saja dan bagaimana
model-model dokumen asuhan, apa saja prinsip dokumentasi dan bagaimana aspek
legal dokumentasi
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1Model-Model Dokumen Asuhan
3.
POMR ( Problem Oriented Metode
Record )
Metode ini diperuntukan khususnya bagi
dokter,tetepi mengingatnya system ini, akhirnya dikembangkan didunia
keperawatan dengan bentuk POR yang merupakan dokumen multi disipliner. Setelah
20 tahun, sistem POR ini dikembangkan diberbagai organisasi kesehatan yang
selanjutnya menjadi SOAP
adalah pencatatan dengan metode SOAPIER (Subjektif Informations, Objectif
Informations, Assesment, Planning, Implementation of plan, Evaluation dan
Reassessment of client’s needs). Bentuk lain modifikasi pencatatan SOAP adalah
tetap dengan SOAP, hanya saja pada Planning, tidak hanya berisi tentang rencana
asuhan, namun juga mengandung implentasi dan evaluasi.
Ada
4 komponen dasar POMR :
a. Data
dasar ( initial data base )
b. Daftar
masalah ( Problem list )
c. Daftar
awal perencanaan asuhan ( initial Plan)
d. Cattan
Perkembangan (progeses notes = progress record)
2.
SOR ( Source Oriented Record/ catattan yang beriorentasi pada sumber )
Model
ini menempatkan catattan atas dasar disiplin orang atau sumber yang mengelola
catattan. Bagian penerimaan klien mempunyai lembar isian tersendirri. Dokter
menggunakan lembar untuk mencatat instruksi, lembar riwayat penyakit dan
perkembangan penyakit, perawat atau bidan menggunakan catattan perawatan atau
kebidanan, begitu pula disiplin lain mempunyai catattan masing-masing. Catattan
pada sumber terdiri dari 5 komponen :
a. Lembar
penerimaan berisi biodata
b. Lembar
order dokter
c. Lembar
riwayat medic/penyakit
d. Catattan
perawat/bidan
e. Catattan
dan laporan khusus
3.
CBE (Charting By Exception)
CBE adalah sistem dokumentasi yang hanya
mencatat secra naratif dari hasil atau
penemuan yang menyimpan dari keadaan normal atau standar. Dimulai sejak tahun 1983 di St.
Luke’ Hospital di Midwaukee, Wisconsin. Merupakan metode pencatatan singkat dan
berbeda dari dokumen pada umumnya. Dianggap dapat mengatasi masalah
pendokumentasian dengan membuat catatan tentang pasien menjadi lebih nyata,
hemat waktu, dan mengakomodasikan adanya informasi baru. CBE mempunyai elemen
inti yaitu: lembar alur, standar praktek, iagnost dan instruksi iagnostic, data
dasar keperawatan, rencana perawatan berdasarkan diagnosis keperawatan, catatan
perkembangan SOAP.
4.
Kardeks
Merupakan Pendokumentasian pelayanan
kesehatan yang tradisional yang dipergunakan diperbagai sumber mengenai
informasi yang berhubungan dengan pasien dan rencana pengobatan yang secara
berlangsung. Informasi
yang terdapat dalam kardeks:
1.Data
pasien, meliputi nama, alamat, status perkawinan, tanggal lahir, pekerjaan,
agama, dan kepercayaan
2.Diagnosa
kebidanan, daftar prioritas masalah
3.Pengobatan
sekarang/yang sedang dilakukan
4.Tes
iagnostic, tanggal dan hasil
5.Kegiatan
atau aktivitas yang boleh dilakukan pasien sehari-hari
5.
Komputer
Komputerisasi
sistem komunikasi menyimpan informasi tentang pasien secra cepat dan tepat.
Data apapun yang permanen disimpan sebagai bagian dari laporan/catattan yang
tidak boleh dihapus, namun apabila ada masukan yang salah tulis, dapat dihapus
atau dibetulkan.
2.2 PRINSIP DOKUMENTASI
1.
Reliability
Yaitu
kemampuan mengapresiasikan data yang ada, misalnya :
a. Bidan
dapat mencatat apa yang bisa dicatat
b. Bidan
akan mengukur apa yang bisa diukur
Untuk
mengapresiasikan data yang ada, seorang bidan harus melakukan tindakan-tindakan
secara tersetruktu dan sistematis, sehingga kita dapat memperoleh informasi
yang sejelas-jelasnya mengenai keadaan atau kondisi pasien dan
tindakan-tindakan medis yang telah dilakukan perencanaan tindakan medis
selanjutnya.
2.
Validity
Yaitu
keakuratan.
Misal
: Bidan menjelaskan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Keakuratan data dapat
diperoleh apabila seorang tenaga medis berpedoman pada prinsip :
a. Akurasi
Yaitu
mendekati nilai atau sumber daya yang ada
b. Presisi
Yaitu
pengukuran data kembali harus sama dengan pengukuran data yang sebelumnya.
c. Validitas
Eksternal
Yaitu
sampel harus sesuai dengan karekteristik data populasi yang kita teliti.
d. Validitas
Intternal
Yaitu
kemampuan dan keahlian orang yang melakukan tugas, sensitifitas dari data
diagnostic/ alat laboratorium.
3.
Dapat dibuat secara singkat, kemudian dipindahkan secara lengkap ( engan nama
dan identifikasi yang jelas )
4.
Tidak mencatat tindakan yang belum dilakukkan
5.
Hasil observasi atau perubahan yang nyata harus segera dicatat.
6.
Dalam keadaan Emergensi dan Bidannya terlibat langsung dalam tindakan,perlu di
tugaskan seseorang, khusus untuk mencatat semua tindakan secara berurutan.
7.
Selalu tulis nama jelas dan jam serta tanggal tindakan dilaksanakan.
BAB
III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Model-Model
DokumenAsuhan yaitu POMR
( Problem Oriented Metode Record ),SOR
( Source Oriented Record/ catattan yang beriorentasipadasumber ),CBE (Charting By Exception),Kardeks,danKomputer.sedangkan PRINSIP DOKUMENTASI yaitu Reliability,Validity,Dapatdibuatsecarasingkat,
kemudiandipindahkansecaralengkap ( engannamadanidentifikasi yang jelas ),Tidakmencatattindakan yang
belumdilakukkan,Hasilobservasiatauperubahanyang
nyataharussegeradicatat,DalamkeadaanEmergensidanBidannyaterlibatlangsungdalamtindakan,perlu
di tugaskanseseorang, khususuntukmencatatsemuatindakansecaraberurutan,danSelalutulisnamajelasdan jam
sertatanggaltindakandilaksanakan.
Validity,
3.2
SARAN
Agar pembaca
mengetahui, memahami dan melakukan dukementasian asuhan kehamilan dengan baik
dan benar. Yaitu meliputi apa saja dan bagaiman model-model dokumen asuhan apa
saja prinsip dokumentasi dan bagaiman aspek legal dokumentasi.
DAFTAR
PUSTAKA
Varney, H. 1997.
Varney’s Midwifery. FA Davis Company. Philadelelpia
Kusnadi, D. Dokumentasi Catatan Medik (rekam medis) Rumah Sakit.
Depkes RI (pusdiknakes). 2001. Konsep Asuhan Kebidanan. Jakarta
Lawintono,L. 2000. Dokumentasi Kebidanan. St Carolus. Jakart
Kusnadi, D. Dokumentasi Catatan Medik (rekam medis) Rumah Sakit.
Depkes RI (pusdiknakes). 2001. Konsep Asuhan Kebidanan. Jakarta
Lawintono,L. 2000. Dokumentasi Kebidanan. St Carolus. Jakart
Tidak ada komentar:
Posting Komentar